PENYEBAB TERJADINYA GLOBAL WARMING
Ada
beberapa yang menjadi penyebab terjadinya global warming di bumi ini. Manusia
termasuk salah satu penyebab terjadinya global
warming/pemanasan global. Mengapa manusia juga termasuk salah satu penyebab
terjadinya global warming? Jawabannya adalah
karena manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Lho, apa hubungannya antara manusia dengan karbondioksida? Manusia saat bernafas menghirup oksigen dan melepaskannya dalam bentuk karbondioksida. Sedangkan karbondioksida merupakan salah satu faktor penyebab Gas Rumah Kaca yang menjadi penyebab terjadinya Global Warming yang nanti akan kita bahas dibawah. Oleh karena itu tumbuhan sangat kita perlukan untuk mengurangi dampak Global Warming/Pemanasan Global. Karena tumbuhan/tanaman dapat menyerap karbondioksida saat proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
karena manusia telah meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepas ke atmosfer ketika mereka membakar bahan bakar fosil, limbah padat, dan kayu untuk menghangatkan bangunan, menggerakkan kendaraan dan menghasilkan listrik. Lho, apa hubungannya antara manusia dengan karbondioksida? Manusia saat bernafas menghirup oksigen dan melepaskannya dalam bentuk karbondioksida. Sedangkan karbondioksida merupakan salah satu faktor penyebab Gas Rumah Kaca yang menjadi penyebab terjadinya Global Warming yang nanti akan kita bahas dibawah. Oleh karena itu tumbuhan sangat kita perlukan untuk mengurangi dampak Global Warming/Pemanasan Global. Karena tumbuhan/tanaman dapat menyerap karbondioksida saat proses fotosintesis. Fotosintesis memecah karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom karbonnya.
Dibawah
ini akan kita jelaskan secara terperinci mengenai Penyebab Terjadinya Global
Warming/Pemanasan Global yang saya kutip dari Wikipedia :
1. Efek Rumah Kaca
Segala
sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar
energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek. Ketika energi ini tiba
permukaan Bumi, ia berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan
Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar.
Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya
jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus
sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Efek
rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi,
karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata
sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari
suhunya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga
es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila
gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan
global.
2. Efek Umpan Balik
Penyebab pemanasan global
juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai
contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya
gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih
banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas
rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara
sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca
yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri.
Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia
yang panjang di atmosfer.
Efek umpan balik karena
pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari
bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga
akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan
tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa,
sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan
pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu
seperti tipe dan ketinggian awan tersebut.
Umpan balik penting
lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika
suhu global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan
yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air
di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan
memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya
akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan
dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang
berkelanjutan.
Umpan balik positif akibat
terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah
mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang
meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.
Kemampuan lautan untuk
menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan
oleh menurunnya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi
pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang
rendah.
3. Variasi Matahari
Terdapat hipotesa yang
menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan
balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini. Perbedaan
antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah
meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek
rumah kaca akan mendinginkan stratosfer.
Ada beberapa hasil
penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan
dalam pemanasan global. Dua ilmuwan dari Duke University memperkirakan bahwa
Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan suhu rata-rata
global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.
Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat
ini membuat perkiraan berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan
dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari
debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian,
mereka menyimpulkan bahwa dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap
pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada
dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.
Pada tahun 2006, sebuah
tim ilmuwan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka
tidak menemukan adanya peningkatan tingkat “keterangan” dari Matahari pada
seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil
sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini
terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian
oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan
global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari
output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.
CARA MENANGGULANGI GLOBAL WARMING
1.
Matikan
listrik. (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan
standby. Cabut charger telp. genggam dari stop kontak. Meski listrik tak
mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan baker fosil
penyumbang besar emisi).
2.
Ganti
bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal,
lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
3.
Bersihkan
lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).
4.
Jika
terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk
secukupnya, sekitar 21-24o C).
5.
Gunakan
timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
6.
Alihkan
panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7.
Tanam
pohon di lingkungan sekitar Anda.
8.
Jemur
pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin
(dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.
9.
Gunakan
kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
10.
Hemat
penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
11.
Say
no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika
dibakar. Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang
kembali.
12.
Sebarkan
berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar mereka turut berperan serta
dalam menyelamatkan bumi.
0 komentar:
Posting Komentar